Aku terbangun. Lantai dingin menjadi alas tubuhku. Membuatku bertanya-tanya mengapa bisa aku berada di sini. Aku memegang dadaku. Rasanya sakit. Tapi aku tidak bisa mengingat apa yang sebelumnya terjadi terhadapnya. Aku bangkit. Ruangan itu hitam pekat, tapi tidak gelap. Seakan tak berujung dan tanpa sumber cahaya. Tak ada bayangan terbentuk di lantai tempatku berdiri. Lantai yang seakan tak juga menapak ke Bumi. Satu kata muncul di kepalaku. Mengerikan. Ruangan itu sunyi tanpa suara. Mau sekeras apa pun aku menginjakkan kaki ke dasar, tak ada suara terdengar. Desir darah yang mengalir di leherku sekarang terasa lebih dekat dari sebelumnya. Bagai sungai di belakang rumah yang mengalir deras ketika hujan badai menerjang. Aku tidak suka mendengarnya. Degup jantung yang rasanya kelewat tenang berdentum di dadaku. Tidak sinkron dengan kepalaku yang terus bertanya-tanya dan bulu kudukku yang meremang selama berjalan di tempat itu. Seakan-akan jantung itu sudah mengenal te...
A Public Place to Talk to Myself