SAYA akhirnya jatuh cinta. Mungkin, saya tidak akan sebut dia sebagai ‘jatuh cinta’. Bagaimanapun, rasanya perasaan artificial terhadap seseorang yang bahkan jarang sekali bicara dengan saya ini rasanya terlalu dangkal untuk disebut ‘cinta’. Menurut saya, ‘cinta’ itu kata yang besar. Berat. Sebuah situasi di mana saya merasa bisa jadi diri saya sendiri dengan perasaan aman tanpa takut ditinggalkan. Di mana saya bisa melihat seseorang dengan mata terbuka dan pikiran yang jernih. Di mana saya bisa melihat dia sebagai seorang manusia, yang punya perasaan dan kesalahan, yang kemudian tidak diindahkan namun dimaafkan dan bantu berkembang. Perasaan saya saat ini, tentu saja rasanya terlalu dangkal untuk dipanggil ‘jatuh cinta’. Saya akan sebut perasaan ini sebagai “ I have a crush on someone ” (karena memanggilnya ‘gebetan’ juga terlalu… entahlah, sesungguhnya saya tidak berusaha mendekati dia juga, jadi rasanya tidak pantas disebut ‘gebetan’). ...
Rubah Beternak
A Public Place to Talk to Myself